Pages

Minggu, 11 Mei 2014

program delphie menentukan suhu air

cara menentukan wujud air menggunakan program delphie tugas argoritma dan pemrograman

ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN




ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN
DENGAN BAHASA PASCAL




JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG
      Bahasa program  merupakan suatu wahana untuk menuangkan pikiran manusia yang dapat dimengerti oleh mesin komputer sehingga  bernilai guna. Suatu bahasa program akan terikat aturan dari  paradigma bahasa. Ada berbagai macam paradigma bahasa :  Prosedural, Fungsional, Deklaratif, Object Oriented, Konkuren.
Perlu diperhatikan perbedaan antara belajar bahasa program dengan belajar memprogram!!! Belajar bahasa program hanya belajar tentang sintak (aturan) dari bahasa sedangkan belajar memprogram akan tercakup beberapa hal yang didalamnya terkandung tentang belajar bahasa program itu sendiri.  Yang harus diperhatikan oleh mahasiswa yang sedang belajar memprogram, yaitu :
  • Simulasi , sensibilitas terhadap masalah dan kemungkinan solusi. Kegiatan dilakukan di kelas, melalui permainan. Contoh : Mengurutkan tinggi badan mahasiswa dari tinggi  ke pendek atau sebaliknya. Permainan dapat dilakukan secara manual maupun dengan komputer.
  • Analisis masalah secara lebih formal dan membuat spesifikasi dan algoritma dalam notasi yang ditetapkan. Mahasiswa harus menuliskan solusi algoritmiknya dalam notasi standar di kelas. Penulisan notasi algoritmik bertujuan untuk menyeragamkan  pemahaman tentang algoritma program yang terbebas dari sintak (aturan) penulisan bahasa program .
  • Menulis program, yaitu menterjemahkan notasi algoritmik ke dalam sintak bahasa program.
  • Debugging dan menguji coba program. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan program yang benar. Program dikatakan benar jika terbebas dari salah lojik dan  sintak bahasa. Secara ideal  mahasiswa hanya diberi kesempatan untuk me-run program sebanyak 2 kali : pertama untuk membersihkan program dari kesalahan sintak dan kedua untuk mendapatkan program benar. Pada tahap ini diharapkan tidak terjadi kesalahan lojik jika analisa benar.
  • Mengamati peristiwa eksekusi, perlu dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan  bahwa jika analisa benar maka sisa pekerjaan menjadi mudah. Pada pemrograman prosedural, aspek ini penting untuk memahami fenomena eksekusi dan perubahaan nilai suatu struktur data.
  • Membaca  program : orang akan dapat menulis dengan baik kalau sering membaca. Hal ini juga berlaku dalam memprogram. Kegiatan yang dapat dilakukan di kelas adalah dengan saling tukar menukar teks algoritma, dan saling mengkritik algoritma teman. Mahasiswa harus berlatih sendiri pada kegiatan belajar bersama.
·         Membuktikan kebenaran program secara formal , satu-satunya hal yang menjamin kebenaran, tetapi kontradiktif dan sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Program yang hanya lima baris pembuktiannya bisa sehalaman, sehingga seringkali tidak pernah diterapkan dalam aplikasi nyata.
Makalah ini akan membahas tentang algoritma dan pemrograman dalam Bahasa Pascal.

I.2 RUANG LINGKUP
            Pada penulisan makalah ini, Saya membatasi permasalahan, yakni seputar runtunan, pemilihan (satu kasus, dua kasus, tiga kasus/lebih, case), pengulangan (for_do, while_do, repeat_until), prosedur, fungsi, dan larik.

I.3 RUMUSAN MASALAH
  1. Apa saja elemen-elemen bahasa dalam Pascal ?
  2. Bagaimana struktur program Pascal ?
  3. Apa yang dimaksud dengan struktur runtunan, pemilihan, pengulangan, prosedur, fungsi, dan larik ?
  4. Bagaimana algoritma dan program dari struktur tersebut ?

I.4 TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
  1. Untuk melengkapi nilai tugas mata kuliah Algoritma dan Pemrograman 1
  2. Sebagai media untuk berbagi pengetahuan
  3. Untuk mengkaji kembali pengetahuan yang telah saya dapat pada kuliah Algoritma dan Pemrograman 1

I.5 MANFAAT
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa/i dapat lebih memahami dan mengerti tentang Algoritma dan dapat Pemrograman.
BAB II PEMBAHASAN

II.1 ELEMEN – ELEMEN BAHASA DALAM PASCAL
Pascal adalah bahasa pemrograman yang pertama kali di buat oleh Profesor Niklaus Wirth, seorang anggota International Federation of Information Processing (IFIP) pada tahun 1971. Dengan mengambil nama dari matematikawan Perancis, Blaise Pascal, yang pertama kali menciptakan mesin penghitung, Profesor Niklaus Wirth membuat bahasa Pascal ini sebagai alat bantu untuk mengajarkan konsep pemrograman komputer kepada mahasiswanya. Selain itu, Profesor Niklaus Wirth membuat Pascal juga untuk melengkapi kekurangan-kekurangan bahasa pemrograman yang ada pada saat itu. Sebelum kita membuat sebuah program, maka terlebih dahulu kita harus mengerti tentang elemen- elemen bahasa (Language elements) Turbo Pascal, seperti Reserved word, Statement, Type, Constants, Variabel, Tipe data, Label, Operator, dan lain-lain.
a. Reserved Word
Reserved word adalah kata – kata yang tidak dapat dijadikan menjadi identifier (pengenal), karena kata – kat tersebut sudah mempunyai arti tersendiri dalam Turbo Pascal. Adapun kata – kata yang termasuk ke dalam identifier adalah:
And, asm, array, begin, case, const, constructor, destructor, div, do, downto, else, end, exports, file, for, function, goto, if, implementation, in, inherited, inline, interface, label, library, mod, nil, not, object, of, or,packed, procedure, program, record, repeat, set, shl, shr, string, then, to, type, unit, until, uses, var, while, with, xor.
b. Statement
Statement adalah salah satu dari berikut ini:
-          Assignment (:=)
-          Begin..end
-          Case..of..else..end
-          For..to/downto..do
-          Goto
-          If..then..else
-           Inline(..)
-          Procedure call
-          Repeat..until
-          While..do
-          With..do

c. Type
Bentuk umum:
Type
Pengenal  = tipe data;
……….
Pengenal = tipe data;

d. Const (Constant)
Constant yang disingkat dengan const adalah nilai konstanta ( nilai tetap) yang dipasang dalam program.
Bentuk umum:
Const
Pengenal = ekspresi
………
Pengenal = ekspresi
Const
Pengenal: type = nilai;
………..
Pengenal: type = nilai;

e. Var ( Variabel)
Jika constant adalah nilai tetap, maka Variabel adalah nilai yang isinya dapat berubah – ubah. Dalam program, Variabel disingkat menjadi Var.
Bentuk umum:
Var
Pengenal, … pengenal : Tipe data;
……
Pengenal,… pengenal: Tipe data;

f. Tipe Data
Tipe atau jenis data dalam Turbo Pascal dibagi kedalam 6 kelompok besar, antara lain:
1.      Tipe simple:
  • Tipe ordinal : dibagi kedalam 5 tipe:

Tipe
Range
Size
Shortint
128..127
8-bit
Integer
-32768..32767
16-bit
Longint
-2147483648..2147483647
32-bit
Byte
0.255
8-bit
Word
0.65535
16-bit

  • Tipe integer : dibagi kedal 5 bagian yaitu:

Tipe
Range
Format
Shortint
-128..127
8-bit bertanda
Integer
-32768..32767
16-bit bertanda
Longint
-2147483648..2147483647
32-bit bertanda
Byte
0.255
8-bit tak bertanda
Word
0.65535
16-bit tak bertanda

Catatan : Semua tipe integer adalah tipe ordinal.

Tipe real : dibagi kedalm 5 bagian yaitu:

Tipe
Range
Digit
Byte
Real
2.9e-39..1.7e38
11 - 12
6
Single
1.5e-45..3.4e38
7 - 8
4
Double
5.0e-324..1.7e308
15 - 16
8
Extended
3.4e4932..1.1e4932
19 - 20
10
comp
-9.2e18..9.2e18
19 - 20
8

Turbo Pascal juga menyediakan 2 model floating-point:
-          Software floating point,{$N-}
-          80×87 floating point, {$N+}

  • Tipe char
Char adalah semua tombol yang terdapat pada keyboard, atau lebih lengkapnya semua karakter yang       terdapat pada kode ASCII.
Apabila tipe char dijadikan konstanta, maka karakter yang dimasukkan harus diapit oleh tanda kutip  satu. Dan apabila karakter tersebut berupa tanda kutip satu, maka harus diapit oleh dua tanda kutip satu.

  • Tipe Boolean
Ada empat yang termasuk kedalam tipe Boolean :Boolean, wordbool, longbool, bytebool. Keempat tipe Boolean tersebut adalah tipe untuk kompatibilitas dengan Windows.

  • Tipe enumerated
Bentuk umum:
Type
Nama = (pengenal,
Pengenal,…,
Pengenal  );

  • Tipe subrange
Bentuk umum:
Constant1 .. constant2

2.      Tipe String
         String adalah kumpulan dari beberapa karakter dan panjangnya tidak boleh melebihi 255 karakter. Jika string mengandung tanda kutip satu, maka tanda kutip tersebut harus diberi tanda kutip lagi.
Bentuk umum:
String [ constant ]
Atau
String
Ciri – ciri
Apabila panjang string tidak ditentukan maka panjangnya dianggap255 karakter. Oleh karena itu, untuk menghemat memori, biasakanlah selalu menentukan panjang string yang akan dibuat.

3.      Tipe Structured
Tipe structured adalah tipe yang terdiri lebih dari satu nilai.  Sedangkan tipe structured terdiri dari   5 tipe :
a)      Tipe array
Bentuk umum:
Array [Indeks] of Tipe Data
b)      Tipe file
Bentuk umum:
File of type
Atau
File

c)      Tipe object
Tipe object adalah data berstruktur yang berisi komponen bilangan fixed.
Bentuk umum:
Object
Field;
Field;
……..
Method;
Method;
End;

d)      Tipe record
Bentuk umum:
Record
Field;
Field;
…….
End;

e)      Tipe set
Bentuk umum:
Set of Tipe Data

4.      Tipe Pointer
Tipe pointer adalah tipe yang berisi alamat memori, dan berlambang ^. Anda dapat menunjuk sebuah nilai kedalam variable pointer dengan:
-          Procedure New atau GetMem
-          Operator @
-          Fungsi Ptr

5.      Tipe Procedural
Procedure dan Function adalah bagian Turbo Pascal dalam mebuat sebuah program. Melalui tipe Procedural, maka anda dapat memperlakukan Procedure dan Function sebagai object sehingga dapat dimasukkan kedalam sebuah variable dan parameter. Hasil function haruslah berupa string, real, integer, char, Boolean, atau pointer.

g. Label
Label adalah suatu deklarasi untuk membuat percabangan dalam proram. Label bisa berupa huruf, misalnya: AWAL, AKHIR, atau angka antara 0 and 999. Dan untuk menuju kelabel yang telah dideklarasikan harus menggunakan instruksi GOTO.
Bentuk umum:
Label pengenal,….. pengenal;

h. Operator
Operator adalah lambing- lambing untuk melakukan perkalian, penjumlahan dan lain- lain seperti dalam kalkulator. Tetapi operator dalam computer lebih kompleks dibandingkan kalkulator. Jenis-jenis operator:
§  Operator penghubung ( relational operators )
§  Operator arithmatik ( arithmetic operators )
§  Operator logika ( logical operators )
§  Operator pembanding ( Boolean operators )
§  Operator string ( string operators )
§  Operator set ( set operators )
§  Operator @ ( @ operators )
§  Operator Pchar ( Pchar operators

II.2 STRUKTUR PROGRAM PASCAL
Struktur dasar dalam pemrograman pascal :


PROGRAM NamaProgram (FileList);
CONST
  (*Deklarasi Konstanta*)
TYPE
  (*Deklarasi Type*)
VAR
  (*Deklarasi Variabel*)
  (*Definisi SubProgram*)
BEGIN
  (*Statemen*)
END.
 
 








Elemen-elemen dalam program harus sesuai dengan urutannya, beberapa elemen bisa dihilangkan bila tidak diperlukan. Seperti contoh dibawah, program yang ada merupakan program yang benar, tapi tidak melakukan apapun.


Text Box: PROGRAM informatika;
BEGIN
END.
 



Komentar dapat disertakan dalam penulisan kode. Komentar tidak akan disertakan dalam kompilasi (compile) atau saat program dijalankan (execute). Penanda komentar adalah (* dan diakhiri dengan *). atau dapat pula dengan tanda { dengan akhiran }. Pemakaian komentar dalam bahasa pascal tidak boleh salah, karena akan menimbulkan masalah. Penulisan komentar yang salah seperti :
{ { disini komentar } }
Pada saat code dicompile, akan memberikan pesan kesalahan karena compiler akan melihat tanda { yang pertama dan tanda } yang pertama pula, sehingga tanda } yang kedua akan dianggap kesalahan. Berikut beberapa contoh penulisan komentar yang benar :
{ { disini komentar }
{ disini komentar } writeln(’test komentar’); { komentar lagi }
(* disini komentar *)
Pemberian komentar akan mempermudah dalam memahami suatu kode program (source code). Bila kita menulis program tanpa memberikan komentar, saat kita membuka kembali kode yang kita tulis dalam jangka waktu berselang lama. Akan mempersulit kita memahami program yang kita buat sebelumnya (bila program sangat rumit).

II.3 RUNTUNAN
Algoritma merupakan runtunan (sequence) satu atau lebih instruksi, yang berarti bahwa :
  1. Tiap instruksi dikerjakan satu per satu
  2. Tiap instruksi dilaksanakan tepat sekali, tidak ada instruksi yang diulang
  3. Urutan instruksi yang dilaksanakan pemroses sama dengan urutan instruksi sebagaimana yang tertulis di dalam teks algoritmanya
  4. Akhir dari instruksi terakhir merupakan akhir algoritma
Urutan instruksi di dalam algoritma adalah penting. Urutan instruksi menunjukkan urutan logik penyelesaian masalah. Bergantung pada masalahnya, urutan instruksi yang berbeda mungkin tidak ada pengaruhnya tehadap solusi persoalan, tetapi mungkin juga menghasilkan keluaran yang berbeda pula.
Contoh kasus 1 : urutan instruksi tidak berpengaruh terhadap solusi persoalan.
Dibaca dua buah nilai integer dari piranti masukan, A dan B. hitung jumlah keduanya dan hasil kali keduanya, lalu cetak jumlah dan hasil kali itu ke piranti keluaran.


Flowchart: Process: Algoritma RUNTUNAN_1
{ contoh algorima yang menghasilkan keluaran yang sam jika urutan instruksi diubah. }

DEKLARASI
 A, B, C, D : integer

DESKRIPSI
 read(A,B)
 C←A+B
 D←A*B
 Write(C,D)
 












                                                                                                                  





Hasil algoritma di atas sama saja jika urutan C←A+B dan D←A*B diubah sebagai berikut :


Flowchart: Process: Algoritma RUNTUNAN_1
{ contoh algorima yang menghasilkan keluaran yang sam jika urutan instruksi diubah. }

DEKLARASI
 A, B, C, D : integer

DESKRIPSI
 read(A,B)
 D←A*B
 C←A+B
 Write(C,D)
 










Contoh kasus 2 : urutan instruksi berpengaruh terhadap solusi persoalan.
Flowchart: Process: Algoritma TUKAR_1
{ mempertukarkan nilai A dan B. Nilai A dan B dibaca dari piranti masukan. Nilai A dan B dicetak ke piranti keluaran, baik sebelum pertukaran maupun sesudah pertukaran. ALGORITMA YANG BENAR ! }

DEKLARASI
 A : integer { nilai pertama }
 B : integer { nilai kedua }
 Temp : integer { peubah bantu }

DESKRIPSI
 { baca nilai A dan B }
 Read(A,B)
 { cetak nilai A dan B sebelum pertukaran }
 Write(A,B)
 { proses pertukaran }
 temp←A  { simpan nilai A di penampungan sementara, temp }
 A←B  { sekarang A dapat diisi dengan nilai B }
 B←temp  { isi B dengan nilai A semula yang tadi disimpan di temp }
 { cetak nilai A dan B setelah pertukaran }
 Write(A,B)
Diketahui dua buah nilai integer, masing-masing disimpan di dalam dua peubah, A dan B. bagaimana cara mempertukarkan nilai A dan B ? Misalnya, sebelum pertukaran nilai A=8, nilai B=5, maka setelah pertukaran, nilai A=5 dan B=8.























Proses pertukaran nilai akan salah jika anda tidak benar menuliskan urutan instruksi, misalnya runtunan
{ proses pertukaran }
       temp←A        { simpan nilai A di penampungan sementara, temp }
       A←B           { sekarang A dapat diisi dengan nilai B }
       B←temp        { isi B dengan nilai A semula yang tadi disimpan di temp }
Diubah urutannya sebagai berikut :
{ proses pertukaran }
       temp←A        { simpan nilai A di penampungan sementara, temp }
       B←temp        { isi B dengan nilai A semula yang tadi disimpan di temp }
       A←B           { sekarang A dapat diisi dengan nilai B }
maka runtunan yang terakhir ini sama saja dengan runtunan :
B←A
A←B   

Contoh runtunan :
Dibaca waktu tempuh seorang pelari marathon dalam jam-menit-detik (hh:mm:ss). Diminta mengkonversi waktu tempuh tersebut ke dalam detik. Tuliskan algoritmanya.
Ingatlah
                        1 menit = 60 detik
                        1 jam = 3600 detik
Flowchart: Process: PenyelesaianMisalnya waktu tempuh seorang pelari marathon adalah 1 jam, 5 menit, 40 detik. Dalam detik, waktu tempuh seluruhnya adalah ( 1 x 3600 ) + ( 5 x 60 ) + 40 = 3940 detik.

Text Box: Algoritma KONVERSI_JAM_KE_DETIK
{ dibaca jam-menit-detik (hh:mm:ss). Nilai jam-menit-detik dikonversi ke dalam detik, lalu ditampilkan ke piranti keluaran }

DEKLARASI
Type jam : record <hh : integer {0..23}, {jam}
        mm : integer {0..59}, {menit}
        ss : integer {0..59}, {detik}
       >
J : jam
TotalDetik : integer

DESKRIPSI
read(J.hh,J.mm,J.ss))
TotalDetik ← (J.hh*3600) + (J.mm*60) + J.ss
write(TotalDetik)
 












Jika anda mentranslasikan algoritma KONVERSI_JAM_KE_DETIK ke dalam bahasa pascal, anda harus memperhatikan tipe bilangan bulat yang digunakan. Karena ranah nilai tipe integer terbatas, maka ada kemungkinan hasil pengubahan jam-menit-detik ke total detik bernilai negatif, sebab nilai (J.hh*3600) + (J.mm*60) + J.ss berada di luar rentang tipe integer. Tipe longint yang mempunyai ranah yang lebih besar dapat dipakai untuk masalah ini.
Text Box: program KONVERSI_JAM_KE_DETIK;
{ dibaca jam-menit-detik (hh:mm:ss). Nilai jam-menit-detik dikonversi ke dalam detik, lalu ditampilkan ke piranti keluaran.}

uses wincrt;

(* DEKLARASI *)
type Jam = record
  hh : longint;  {jam}
  mm : longint;  {menit}
  ss : longint;  {detik}
      end;

var
  J : Jam;
  TotalDetik : longint;

(* deskripsi *)
begin
   write(‘Jam  :’); readln(J.hh);
   write(‘Menit:’); readln(J.mm);
   write(‘Detik:’); readln(J.ss);
   TotalDetik:= (J.hh*3600) + (J.mm*60) + J.ss;
   writeln(‘Total detik = ‘, TotalDetik);
end.
Jadi, program KONVERSI_JAM_KE_DETIK dalam bahasa pascal adalah sebagai berikut :





















II.4 PEMILIHAN
Struktur runtunan hanya terdapat pada program sederhana. Pada umumnya, masalah yang akan diselesaikan memiliki beberapa alternative pelaksanaan aksi. Suatu aksi hanya dilakukan bila persyaratan atau kondisi tertentu dipenuhi. Kita katakan bahwa masalah tersebut memiliki beberapa kasus. Jadi, dalam memecahkan masalah, kita harus menganalisis kasus-kasus apa saja yang mungkin ada, lalu aksi apa yang dilakukan bila suatu kasus dimasuki. Adanya pemilahan kasus-kasus menyebabkan terjadinya pemilihan instruksi di dalam algoritma, bergantung pada kasus yang memenuhi.
Menganalisis kasus dari suatu masalah adalah menentukan kondisi boolean (bernilai true  atau false) untuk setiap kasus dan menentukan aksi yang dilakukan jika kondisi tersebut berlaku (memenuhi).
Kondisi boolean adalah ekspresi boolean yang bernilai true atau false bergantung pada nilai masing-masing operand yang terlibat di dalamnya. Ekspresi boolean dibentuk dengan mengkombinasikan operand yang bertipe sama dengan salah satu dari operator relasional : =, ≠, <, >, ≤, ≥, dan operator uner not.
Contoh-contoh ekspresi boolean :
            x > y
       a ≠ 10
       m = n
       p ≤  q
       a + b > 1
       str = ‘itb’
k mod 4 = 0
ketemu = true
not berhenti
(x > 0) and (y < 0)
Aksi yang dikerjakan bila kondisi boolean dipenuhi dapat berupa pengisian nilai (assignment), kalkulasi, baca, tulis, dan sebagainya, bergantung pada masalahnya.
Penentuan kondisi boolean dan aksi yang dilakukan bergantung pada jumlah kasus yang terdapat pada masalah tersebut : satu kasus, dua kasus, atau lebih dari dua kasus.

Satu Kasus
Notasi algoritmik untuk analisis dengan satu kasus adalah dengan menggunakan struktur IF-THEN (jika-maka) :


Text Box: if kondisi then
   aksi
endif
 



Aksi sesudah kata then (dapat berupa satu atau lebih aksi) hanya akan dilaksanakan bila kondisi bernilai benar (true). Bila kondisi bernilai salah (false), tidak ada aksi apapun yang dikerjakan. Kata endif sengaja ditambahkan untuk mempertegas awal dan akhir struktur if-then.
Contoh-contoh :
a.  if x > 100 then
             x←x+1
endif
b.  if ada=false then
    read (cc)
    write (cc)
endif
catatan:
contoh (b) di atas dapat juga ditulis sebagai berikut :
            if not ada then
          read(cc)
          write(cc)
       endif
Ingatlah bahwa aksi sesudah kata then akan dikerjakan hanya jika kondisi bernilai true ( dalam hal ini, not ada bernilai true bila ada = false ).
Contoh analisis :
Flowchart: Process: PenyelesaianDibaca sebuah karakter. Diminta menuliskan pesan ‘huruf hidup’ jika karakter tersebutmerupakan huruf vokal.

Text Box: Algoritma HURUF_VOKAL
{ mencetak pesan “huruf vokal” bila sebuah karakter yang dibaca merupakan huruf hidup, asumsikan karakter yang dibaca adalah huruf kecil }

DEKLARASI
 c : char

DESKRIPSI
 read(c)
 if (c=’a’) or (c=’i’) or (c=’u’) or (c=’e’) or (c=’o’) then
    write(‘huruf hidup’)
 endif
 













Text Box: program HURUF_VOKAL;

uses wincrt;

(* DEKLARASI *)
var
 c : char;

(* DESKRIPSI *)
begin
 writeln('masukkan huruf');read(c);
 if (c='a') or (c='i') or (c='u') or (c='e') or (c='o') then
    write('huruf hidup')
        end.
end.
Jadi, program HURUF_VOKAL dalam bahasa pascal adalah sebagai berikut :














Dua Kasus
Notasi algoritma untuk analisis dengan dua buah kasus adalah dengan menggunakan struktur IF-THEN-ELSE (jika-maka-kalau tidak) :
Text Box: if kondisi then
   aksi1
else
   aksi2
endif 
 






         Aksi1 akan dilaksanakan jika kondisi bernilai benar, tetapi jika kondisi bernilai salah, maka aksi2 yang akan dilaksanakan. Perhatikanlah bahwa “else” menyatakan ingkaran (negation) dari kondisi.
Contoh analisis :
Buatlah algoritma dan program yang membaca angka tahun masehi dari papan kunci,lalu menentukan apakah tahun tersebut merupakan tahun kabisat. Secara sederhana, tahun kabisat adalah tahun yang habis dibagi dengan 4. Pada tahun kabisat, bulan februari berjumlah 29 hari. Contoh tahun kabisat adalah 1996 dan 2000. Tahun 2002 bukan tahun kabisat karena tidak habis dibagi 4.

Flowchart: Process: Penyelesaian 


Misalkan tahun masehi tersebut adalah Tahun.
Analisis kasus :
               Kasus 1 : Tahun mod 4 = 0, maka tulis Tahun adalah tahun kabisat
               Kasus 2 : Tahun mod 4 ≠ 0, maka tulis Tahun bukan tahun kabisat


Text Box: Algoritma TAHUN_KABISAT
{ menentukan apakah suatu tahun merupan tahun kabisat atau bukan kabisat }

DEKLARASI
 Tahun : integer

DESKRIPSI
 read(Tahun)
 if Tahun mod 4 = 0 then
   write(Tahun, ‘ adalah tahun kabisat’)
 else
   write(Tahun, ‘ bukan tahun kabisat’)
 endif
 











Jadi, program TAHUN_KABISAT dalam bahasa pascal adalah sebagai berikut :
Text Box: program TAHUN_KABISAT;
(* menentukan apakah suatu tahun merupan tahun kabisat atau bukan kabisat *)

uses wincrt;
(* DEKLARASI *)
var
 Tahun : integer;

(* DESKRIPSI *)
begin
 write('TAHUN ');read(Tahun);
 if Tahun mod 4 = 0 then
   write(' adalah tahun kabisat')
 else
   write(' bukan tahun kabisat')
 end.
end.
 























Tiga Kasus atau Lebih
Masalah yang mempunyai tiga buah kasus atau lebih tetap dapat dianalisis dengan struktur IF-THEN-ELSE sebagaimana halnya pada masalah dengan dua kasus.
Tiga Kasus :                                                     Empat Kasus :
Text Box: if kondisi1 then 
    aksi1
else
    if kondisi2 then
        aksi2 
    else
       if kondisi3 then
         aksi3
       else 
    if kondisi 4
       aksi4
    endif
       endif
    endif
endif
Text Box: if kondisi1 then 
    aksi1
else
    if kondisi2 then
        aksi2 
    else
          if kondisi3
            aksi3
          endif
    endif
endif












dan seterusnya.

Contoh analisis :
Buatlah algoritma dan program yang membaca temperatur air, T, (dalam suatu derajat celcius) pada tekanan normal, lalu menentukan apakah wujud air tersebut dalam keadaan padat (T ≤ 0°C), cair (0 < T < 100), atau gas (T > 100).
Flowchart: Process: Penyelesaian 


Misalkan suhu air adalah T.
Analisis kasus :
            Kasus 1            : T ≤ 0, maka tulis “padat”
            Kasus 2            : 0 < T < 100, maka tulis “cair”
            Kasus 3            : T ≥ 100, maka tulis “uap”







Text Box: Algoritma WUJUD_AIR
{menentukan wujud air : padat, cair, atau gas, bergantung pada suhunya }

DEKLARASI
T : real     { suhu air, dalam derajat celcius }

DESKRIPSI
read(T)
if T ≤ 0 then
   write(‘padat’)  { kasus 1 }
else
   if ( T > 0) and ( T < 100 ) then
      write(‘cair’)  { kasus 2 }
   else
      if T ≥ 100 then
         write(‘gas atau uap’);  { kasus 3 }
      endif
   endif
endif
 
















Text Box: program WUJUD_AIR;
{ menentukan wujud air : padat, cair, atau gas, bergantung pada suhunya }

uses wincrt;

(* DEKLARASI *)
var
   T : real; { suhu air, dalam derajat celcius }

(* DESKRIPSI *)
begin
     write('suhu ');read(T);
     write('adalah ');
     if T <= 0 then
        write('padat')    { kasus 1 }
     else
         if ( T > 0) and ( T < 100 ) then
            write('cair')    { kasus 2 }
         else
             if T >= 100 then
                write('gas atau uap');  { kasus 3 }
             end.
         end.
     end.
Jadi, program WUJUD_AIR dalam penulisan IF-THEN-ELSE yang bertingkat-tingkat.

















Struktur CASE        
Tidak semua bahasa pemrograman menyediakan struktur CASE (misalnya Bahasa Fortran). Bahasa pascal menyediakan struktur ini. Jika bahasa pemrograman tidak yang ekivalen.
Contoh analisis :
Buatlah algoritma dan program yang membaca angka bulan dan tahun, lalu menuliskan jumlah hari dalam bulan tersebut. Misalnya jika dibaca bulan 8 (agustus), maka jumlah harinya adalah 31.
Flowchart: Process: Penyelesaian 


Kita harus mengidentifikasi bulan-bulan dan jumlah harinya sebagai berikut :
Bulan
Jumlah hari
1, 3, 5, 7, 8, 10, 12
31
4, 6, 9, 11
30
2
29 (jika tahun kabisat), 28 (jika bukan kabisat)

Text Box: Algoritma JUMLAH_HARI
{ menentukan jumlah hari dalam satu bulan }

DEKLARASI
 AngkaBulan : integer  { 1 . . 12 }
 Tahun  : integer  { > 0 }
 JumlahHari : integer

DESKRIPSI
 read(AngkaBulan,Tahun)
 case(AngkaBulan)
        AngkaBulan= [1, 3, 5, 7, 8, 10, 12 ] : JumlahHari←31
        AngkaBulan= [ 4, 6, 9, 11 ]  : JumlahHari←31
        AngkaBulan= 2 : case Tahun
    Tahun mod 4 = 0 : JumlahHari←29
    Tahun mod 4 ≠ 0 : JumlahHari←28
           endcase
 endcase
 
 write(JumlahHari)
 














Text Box: program JUMLAH_HARI;
{ menentukan jumlah hari dalam satu bulan }

uses wincrt;

(* DEKLARASI *)
var
   AngkaBulan : integer;  { 1 . . 12 }
   Tahun : integer;          { > 0 }
   JumlahHari : integer;

(* DESKRIPSI *)
begin
     write('Bulan (1-12) = ');readln(AngkaBulan);
     write('Tahun = ');readln(Tahun);
     case AngkaBulan of
          1, 3, 5, 7, 8, 10, 12 : JumlahHari:=31;
     4, 6, 9, 11  : JumlahHari:=30;
     2                      : if Tahun mod 4 = 0 then
                                       JumlahHari:=29
                                    else
                                        JumlahHari:=28;
            {endif}
 end;
 
 writeln('Jumlah hari dalam bulan ',AngkaBulan,' adalah ',JumlahHari);
end.
Jadi, program JUMLAH_HARI dalam bahasa pascal adalah sebagai berikut :
























II.5 PENGULANGAN
              Struktur pengulangan secara umum terdiri atas dua bagian :
  1. kondisi pengulangan, yaitu ekspresi Boolean yang harus dipenuhi untuk melaksanakan pengulangan. Kondisi ini ada yang dinyatakan secara eksplisit oleh pemrogram atau dikelola sendiri oleh komputer (implisit);
  2. badan (body) pengulangan, yaitu bagian algoritma yang diulang.

Disamping itu, struktur pengulangan biasanya disertai dengan bagian :
  1. inisialisasi, yaitu aksi yang dilakukan sebelum pengulangan dilakukan pertama kali
  2. terminasi, yaitu aksi yang dilakukan setelah pengulangan selesai dilaksanakan

            Inisialisasi dan terminasi tidak selalu harus ada, namun pada berbagai kasus inisialisasi umumnya diperlukan.
Text Box: <inisialisasi>
awal pengulangan
    badan pengulangan
akhir pengulangan
<terminasi>
Struktur pengulangan secara umum :




yang dalam hal ini awal dan akhir pengulangan dinyatakan sebagai kata kunci yang bergantung pada struktur pengulangan yang digunakan. Selain itu, <inisialisasi> dan <terminasi> adalah bagian yang opsional.
Di dalam algoritma terdapat beberapa macam struktur pengulangan yang berbeda. Beberapa struktur dapat dipakai untuk masalah yang sama, namun ada notasi pengulangan yang hanya cocok dipakai untuk masalah tertentu. Pemilihan struktur pengulangan untuk masalah tertentu dapat mempengaruhi kebenaran algoritma. Pemilihan struktur pengulangan yang tepat bergantung pada masalah yang akan deprogram. Tiga (3) macam notasi struktur pengulangan, yaitu :
1)      struktur FOR
2)      struktur WHILE
3)      struktur REPEAT


Struktur FOR
              Struktur pengulangan FOR digunakan untuk menghasilkan pengulangan sejumlah kali yang dispesifikasikan. Jumlah pengulangan diketahui atau dapat ditentukan sebelum eksekusi. Untuk mencacah sudah berapa kali pengulangan dilakukan, kita memerlukan sebuah peubah (variable) pencacah (counter). Peubah ini nilainya selalu bertambah satu setiap kali pengulangan dilakukan. Jika cacah pengulangan sudah mencapai jumlah yang dispesifikasikan, maka proses pengulangan berhenti
Bentuk umum struktur FOR ada dua macam : menaik (ascending) atau menurun (descending).
Text Box: for pencacah←nilai_awal to nilai_akhir do
 aksi
endfor
FOR menaik :



Keterangan :
i.      pencacah haruslah dari tipe data yang memiliki predecessor dan successor, yaitu integer atau karakter. Tipe riil tidak dapat digunakan sebagai pencacah.
ii.      Aksi adalah satu atau lebih instruksi yang diulang.
iii.      nilai_awal harus lebih kecil atau sama dengan nilai_akhir. Jika nilai_awal lebih besar dari nilai_akhir, maka badan pengulangan tidak dimasuki.
iv.      Pada awalnya,pencacah diinisialisasi dengan nilai_awal.Nilai pencacah secara otomatis bertambah satu setiap kali pengulangan dimasuki, sampai akhirnya nilai pencacah sama dengan nilai_akhir.
v.      Jumlah pengulangan yang tejadi adalah nilai_akhir - nilai_awal + 1.
Contoh analisis :
Buatlah algoritma dan program mencetak angka 1, 2, .., N, yang dalam hal ini nilai N dibaca terlebih dahulu dari piranti masukan.
Text Box: Algoritma CETAK_N_ANGKA
{ mencetak 1, 2, …, N ke piranti keluaran }

DEKLARASI
 N : integer
 k : integer

DESKRIPSI
 read(N)
 for k←1 to N do  { ulangi sebanyak N kali }
     write(k)
 endfor
 









Jadi, program CETAK_N_ANGKA dalam bahasa pascal adalah sebagai berikut :






Text Box: program CETAK_N_ANGKA;
{ mencetak 1, 2, …, N ke piranti keluaran }

uses wincrt;

(* DEKLARASI *)
var
 N : integer;
 k : integer;


(* DESKRIPSI *)
begin
        write('jumlah pengulangan = ');read(N);
 for k:=1 to N do  { ulangi sebanyak N kali }
     writeln(k)
 end.
end.
 













Pertanyaan :
Apa yang terjadi bila N=0? N=-1? N=1?

Jawab :
Jika N = 0 atau N = -1, proses pengulangan tidak terjadi, karena nilai akhir pencacah pengulangan lebih besar dari nilai awalnya (1).
Jika N = 1, pengulangan yang terjadi adalah 1 kali, karena 1 – 1 + 1 = 1.

Text Box: for pencacah←nilai_akhir downto nilai_awal do
 aksi
endfor
For menurun :



Keterangan :
      i.     Pencacah haruslah dari tipe data yang memiliki predecessor dan successor, yaitu integer atau karakter. Tipe riil tidak dapat digunakan sebagai pencacah.
    ii.     Aksi adalah satu atau lebih instruksi yang diulang.
  iii.     nilai_akhir harus lebih besar atau sama dengan nilai_awal. Jika nilai_akhir lebih kecil dari nilai_awal, maka badan pengulangan tidak dimasuki.
  iv.     Pada awalnya, pencacah diinisialisasi dengan nilai_akhir. Nilai pencacah secara otomatis berkurang satu setiap kali aksi diulang, sampai akhirnya nilai pencacah sama dengan nilai_awal.
    v.     Jumlah pengulangan yang terjadi adalah nilai_awal-nilai_akhir+1.
Contoh analisis :
Algorima dan program peluncuran roket dengan hitung mundur, mulai dari 10, 9, 8, …, 0.
Text Box: Algoritma PELUNCURAN_ROKET
{ Hitung mundur peluncuran  roket }

DEKLARASI
 K : integer

DESKRIPSI
 for k←100 downto 0 do
      write(k)
 endfor
 write(‘Go!’) {roket meluncur }
 










Text Box: program PELUNCURAN_ROKET;
{ hitung mundur peluncuran roket }
uses wincrt;

(* DEKLARASI *)
var
   k : integer;

(* DESKRIPSI *)
begin
     for k:=10 downto 0 do
         writeln(k);
     write('Go!!!!'); { roket meluncur }
end.
 









Struktur WHILE
Bentuk umum :
Text Box: while kondisi do
 aksi
endwhile
 



              Aksi (atau runtunan aksi) akan dilaksanakanberulangkali selama kondisi benilai true. Jika kondisi bernilai false, badan pengulangan tidak akan dilaksanakan, yang berarti pengulangan selesai.
              Yang harus diperhatikan adalah pengulangan harus berhenti. Pengulangan yang tidak pernah berhenti menandakan bahwa logika algoritma tersebut salah. Pengulangan berhenti apabila kondisi bernilai false. Agar kondisi suatu saat bernilai false, maka di dalam badan pengulangan harus ada instruksi yang mengubah nilai peubah kondisi.
Contoh analisa :
Dibuat sejumlah data bilangan bulat positif dari piranti masukan. Banyaknya data tidak diketahui sebelumnya, tetapi akhir pemasukan data adalah bila data yang dimasukkan bernilai -99. Bilangan -99 akan diinterpretasikan sebagai tanda berhenti proses pengisian data. Kita diminta menghitung jumlah seluruh nilai yang dimaskkan (-99 tidak termasuk data yang dijumlahkan).
Sebagai ilustrasi :
               i.          misalkan dibaca berturut-turut data: 10, 4, 5, 8, -99.
              maka jumlah seluruh nilai adalah 10 + 4 + 5 + 8 = 27
             ii.     misalkan dibaca berturut-turut data : 9, -99
maka jumlah seluruh nilai adalah 9
           iii.     misalkan dibaca berturut-turut data : -99
Text Box: Algoritma JUMLAH_DATA;
{ menghitung jumlah seluruh nilai bilangan bulat positif yang dibaca dari piranti masukan. akhir pembacaan data: -99 }

DEKLARASI
   x : integer { data yang dibaca }
   jumlah : integer { pencatat jumlah seluruh data }

DESKRIPSI
     jumlah←0  {inisialisasi penjumlah bilangan}
     read(x)
     while x ≠ -99 do
         jumlah←jumlah + x
         read(x)
     endwhile
{ kondisi di akhir pengulangan: x = -99}
write(jumlah)  {terminasi} 
maka jumlah seluruh nilai adalah 0










Text Box: program JUMLAH_DATA;
{ menghitung jumlah seluruh nilai bilangan bulat positif yang dibaca dari piranti masukan. akhir pembacaan data: -99 }

uses wincrt;

(* DEKLARASI *)
var
   x, jumlah : integer;


(* DESKRIPSI *)
begin
     jumlah:=0;
     write('Ketikkan sembarang bilangan bulat ( -99 mengakhiri )');
     readln(x);
     while x <> -99 do
           begin
                jumlah:=jumlah + x;
                write('Ketikkan sembarang bilangan bulat ( -99 mengakhiri )');
                readln(x);
     end;

     writeln('Jumlah seluruh nilai = ',jumlah);
end.




 






















Struktur REPEAT
Text Box: repeat
        aksi
until kondisi 
Bentuk umum :



              Notasi ini mendasarkan pengulangan pada kondisi boolean. Aksi di dalam badan kalang diulang samopai kondisi boolean bernilai true. Dengan kata lain, jika kondisi boolean masih false, pengulangan masih terus dilakukan. Karena proses pengulangan suatu saat harus berhenti, maka di dalam badan pengulangan harus ada aksi yang mengubah nilai peubah kondisi.
              Struktur REPEAT memiliki makna yang sama dengan WHILE, dan dalam beberapa masalah kedua struktur tersebut komplemen satu sama lain.
Contoh analisa :
Algoritma dan program untuk menghitung jumlah angka dari 1 sampai N. Nilai N dibaca dari papan kunci. Misalnya N = 5, maka 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15.






Text Box: Algoritma PENJUMLAHAN_DERET;
{ menjumlahkan deret
               1 + 2 + 3 + ... + N
dengan N adalah bilangan bulat positif yang dibaca dari piranti masukan. jumlah deret dicetek ke piranti keluaran. }

DEKLARASI
   N, k, jumlah : integer;

DESKRIPSI
     read(N)    {banyaknya suku deret}
     jumlah←0   { inisialisasi jumlah deret }
     k←1       { suku deret yang pertama }
     repeat
           jumlah←jumlah + k          {jumlah deret sekarang}
           k←k+1                      {suku deret berikutnya}
     until k > N
     write(jumlah)


Text Box: program PENJUMLAHAN_DERET;
{ menjumlahkan deret
               1 + 2 + 3 + ... + N
dengan N adalah bilangan bulat positif yang dibaca dari piranti masukan. jumlah deret dicetek ke piranti keluaran. }

uses wincrt;

(* DEKLARASI *)
var
   N, k, jumlah : integer;

(* DESKRIPSI *)
begin
     write('N = ');readln(N);   {banyaknya suku deret}
     jumlah:=0; { inisialisasi jumlah deret }
     k:=1;      { suku deret }
     repeat
           jumlah:=jumlah + k;          {jumlah deret sekarang}
           k:=k+1;                      {suku deret berikutnya}
     until k > N;

     writeln('jumlah deret = ', jumlah);
end.
 



































II.6 PROSEDUR DAN FUNGSI
Sebuah program yang baik adalah program yang membagi permasalahan utama
menjadi bagian-bagian kecil dimana setiap bagian kecil ditangani oleh sebuah
subprogram, cara ini disebut dengan modular programming (pemrograman
terbagi/terpecah). Cara ini termasuk pemrograman terstruktur dan sangat didukung
oleh bahasa Pascal. Untuk itu, Pascal telah menyediakan dua jenis subprogram, yaitu
procedure dan function (prosedur dan fungsi).
Dengan modular programming, program lebih mudah dibaca dan dimengerti.
Selain itu, pembenahan program dan penelusuran jalannya program (debugging)
menjadi lebih mudah sebab dapat langsung diketahui subprogram mana yang berjalan
tidak sesuai dengan yang diharapkan.

1.  P r o s e d u r
Prosedur adalah subprogram yang menerima masukan tetapi tidak mempunyai
keluaran secara langsung.
Pada dasarnya, struktur prosedur sama dengan struktur algoritma yang sudah anda kenal. Setiap prosedur mempunyai nama yang unik. Nama prosedur sebaiknya diawali dengan kata kerja karena prosedur berisi suatu aktivitas.
Text Box: Procedur namaprosedur

{spesifikasi prosedur, berisi penjelasan tentang apa yang dilakukan oleh prosedur ini.}
{k.awal  : keadaan sebelum prosedur dilaksanakan}
{k.akhir :  keadaan setelah prosedur dilaksanakan}

Deklarasi
{semua nama yang dipakai dalam prosedur dan hanya berlaku local di dalam prosedur di definisikan disini}

Deskripsi
{badan prosedur, yang berisi kumpulan instruksi} 
Notasi algoritma yang digunakan untuk mendefinisikan struktur prosedur (tanpa parameter) adalah :










Text Box: procedure A; { nama prosedur adalah A }
begin
{ statement }
end;

Cara mendeklarasikan sebuah prosedur adalah sebagai
berikut :




Pendeklarasian prosedur di atas adalah untuk prosedur yang tidak memerlukan
parameter. Parameter adalah data masukan untuk subprogram yang nantinya akan
diproses lebih lanjut dalam subprogram tersebut. Dalam Pascal, dikenal dua macam
parameter yaitu :
1. parameter nilai (value parameter), dan
2. parameter referensi (reference parameter).

Cara mendeklarasikan parameter tersebut adalah sebagai berikut :

Text Box: procedure B(X : integer; var Y : integer);
begin
{ statement }
end;

 



Pada deklarasi prosedur di atas, parameter X adalah parameter nilai sedang parameter
Y adalah parameter referensi. Jadi, pendeklarasian parameter referensi didahului oleh
reserved word var. Parameter referensi ini nantinya dapat dijadikan sebagai variabel
keluaran dari prosedur.
Untuk lebih memahami penggunaan prosedur dalam Pascal, perhatikan contoh
program di bawah ini :

program Prosedur;
uses wincrt;
var
Bil_1, Bil_2, Hasil : integer;
procedure Awal;
begin
Writeln('Latihan Pascal 2 : Prosedur dan Fungsi');
Writeln('--------------------------------------');
Writeln;
Writeln('Nama : ____________________');
Writeln('NIM : __________');
Writeln;
end;
procedure Baca_Data;
begin
Write('Masukkan bilangan pertama : ');
Readln(Bil_1);
Write('Masukkan bilangan kedua : ');
Readln(Bil_2);
Writeln;
end;
procedure Kali(A,B : integer);
var
I : integer;
begin
Hasil := 0;
for I := 1 to B do Hasil := Hasil + A;
end;
procedure Kalikan(A,B : integer; var C : integer);
var
I : integer;
begin
C := 0;
for I := 1 to B do C := C + A;
end;
begin
ClrScr;
Awal;
Baca_Data;
Kali(Bil_1, Bil_2);
Writeln(Bil_1:3,' x ',Bil_2:3,' = ',Hasil:5);
Kalikan(Bil_1, Bil_2, Hasil);
Writeln(Bil_1:3,' x ',Bil_2:3,' = ',Hasil:5);
Writeln;
Write('Tekan Enter...');
Readln;
end.


Text Box: function A : integer; { nama fungsi adalah A dengan }
begin { tipe data keluaran adalah integer }
{ statement }
A := 3; { nilai yang dikeluarkan fungsi }
end;

Perhatikan program di atas. Dua prosedur terakhir memiliki kemiripan, bedanya hanya
pada jumlah parameter dan variabel hasil perkaliannya. Untuk lebih jelas, jalankan program dan perhatikan apa yang dilakukan oleh dua prosedur tersebut maka akan nampak perbedaan keduanya.

2. F u n g s i
Fungsi adalah subprogram yang menerima masukan dan mempunyai keluaran secara langsung. Cara mendeklarasikan sebuah fungsi adalah sebagai berikut :




Sebagaimana dalam prosedur, fungsi juga dapat diberikan parameter. Cara
mendeklarasikan fungsi dengan parameter juga tidak jauh berbeda dengan
pendeklarasian parameter pada prosedur.

Text Box: function B(X : integer) : integer;
begin
{ statement }
B := X * 2;
end;

 



Perbedaan utama antara prosedur dan fungsi adalah dalam menghasilkan keluaran.
Walaupun prosedur bisa menghasilkan nilai keluaran, tetapi nilai tersebut tidak dapat
diambil secara langsung, melainkan harus diambil melalui parameter referensi.
Sedangkan keluaran dari fungsi dapat diambil langsung dari fungsi tersebut.
Untuk lebih memahami perbedaan prosedur dan fungsi, perhatikan contoh berikut ini :
program Fungsi;
uses wincrt;
var
Bil_1, Bil_2, Hasil : integer;
procedure Awal;
begin
Writeln('Latihan Pascal 2 : Prosedur dan Fungsi');
Writeln('--------------------------------------');
Writeln;
Writeln('Nama : ____________________');
Writeln('NIM : __________');
Writeln;
end;
procedure Baca_Data;
begin
Write('Masukkan bilangan pertama : ');
Readln(Bil_1);
Write('Masukkan bilangan kedua : ');
Readln(Bil_2);
Writeln;
end;
function Kali(A,B : integer) : integer;
var
I,J : integer;
begin
J := 0;
for I := 1 to B do J := J + A;
Kali := J;
end;
procedure Kalikan(A,B : integer; var C : integer);
var
I : integer;
begin
C := 0;
for I := 1 to B do C := C + A;
end;
begin


ClrScr;
Awal;
Baca_Data;
Writeln(Bil_1:3,' x ',Bil_2:3,' = ',Kali(Bil_1,Bil_2):5);
Kalikan(Bil_1, Bil_2, Hasil);
Writeln(Bil_1:3,' x ',Bil_2:3,' = ',Hasil:5);
Writeln;
Write('Tekan Enter...');
Readln;
end.


Perhatikan program di atas. Prosedur Kalikan dan fungsi Kali mempunyai keluaran yang sama, tetapi cara mengambil keluarannya berbeda. Perhatikan dan jelaskan apa yang terjadi jika baris keempat dalam program utama yang semula perintah :
Writeln(Bil_1:3,' x ',Bil_2:3,' = ',Kali(Bil_1,Bil_2):5);
diubah menjadi :
Writeln(Bil_1:3,' x ',Bil_2:3,' = ',Kalikan(Bil_1,Bil_2,Hasil):5);

3. Rekursi
Dalam Pascal, ada satu kelebihan dalam cara pemanggilan subprogram. Pascal mengijinkan pemanggilan suatu subprogram dari dalam subprogram itu sendiri. Tidak semua bahasa pemrograman mengijinkan cara pemanggilan subprogram seperti itu karena akan banyak memakan memori. Untuk lebih jelasnya perhatikan potongan program di bawah ini :

Text Box: procedure Z;
begin
{ statement }
Z;
end;

 




Pada baris terakhir prosedur Z di atas, terdapat pemanggilan kembali terhadap prosedur Z, sehingga prosedur di atas tidak akan pernah selesai dijalankan sebab begitu sampai pada baris terakhir dari prosedur, program akan kembali lagi ke awal prosedur. Yang terjadi adalah semacam perulangan tanpa perintah perulangan Pascal, dan perulangan dengan cara ini disebut dengan rekursi. Rekursi berlaku terhadap semua subprogram dalam Pascal, yaitu prosedur dan fungsi.

Dengan adanya rekursi ini, banyak algoritma komputer menjadi lebih mudah dibuat programnya. Berikut ini adalah program menghitung suku banyak Legendre, salah satu contoh perhitungan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan rekursi :

program Rekursi;
uses wincrt;
var
Jum_Suku, I : integer;
Bil_X : real;
function Legendre(X : real; N : integer) : real;
var
Suku_1, Suku_2 : real;
begin
if N = 0 then
Legendre := 1
else if N = 1 then
Legendre := X
else
begin
Suku_1 := ((2*N - 1) * (X * Legendre(X, N-1))) / N;
Suku_2 := ((N-1) * Legendre(X, N-2)) / N;
Legendre := Suku_1 + Suku_2;
end;
end;
procedure Awal;
begin
Writeln('Latihan Pascal 2 : Prosedur dan Fungsi');
Writeln('--------------------------------------');
Writeln;
Writeln('Nama : ____________________');
Writeln('NIM : __________');
Writeln;
end;
procedure Baca_Data;
begin
Writeln('Menghitung Suku Banyak Legendre');
Writeln;
Write('Sampai suku ke : ');
Readln(Jum_Suku);
Write('Masukkan nilai X : ');
Readln(Bil_X);
Writeln;
end;
begin
ClrScr;
Awal;
Baca_Data;
for I := 0 to Jum_Suku do
begin
Writeln('Suku ke-',I:2,', Nilainya = ',Legendre(Bil_X, I):8:3);
end;
Writeln;
Write('Tekan Enter...');
Readln;
end.

Untuk lebih jelas memahami program, jalankan program dengan F7. Perhatikan pula
apa yang dilakukan oleh fungsi Legendre. Amati perubahan variabel-variabel yang
terlibat dalam fungsi.

II.7 ARRAY DAN RECORD
Dalam bahasa Pascal, secara garis besar dikenal dua macam tipe data yaitu tipe data sederhana (primitive type) dan tipe data kompleks (complex type). Contoh tipe data sederhana adalah tipe numerik (integer dan real), tipe data karakter, tipe data boolean dan tipe data enumerasi. Contoh tipe data kompleks adalah string, array (larik), record dan object. Tipe data sederhana adalah tipe data yang hanya mampu menyimpan satu nilai tiap satu variabelnya. Sebaliknya tipe data kompleks adalah tipe data yang mampu menyimpan lebih dari satu nilai dalam tiap satu variabelnya. Dalam latihan ini hanya
akan dibahas dua tipe data kompleks yaitu array dan record.

1. A r r a y
Array adalah tipe data kompleks yang elemen-elemennya mempunyai tipe data yang sama. Jumlah elemen array bersifat tetap dan tidak bisa ditambah atau dikurangi setelah pendeklarasiannya. Tiap elemen mempunyai nomer indeks sendiri dan pengaksesan terhadap elemen array dilakukan dengan menunjukkan nomer indeks dari elemen yang akan diakses.
Cara pendeklarasian suatu variabel bertipe array adalah sebagai berikut :

Text Box: var
A : array[1..10] of integer;
 


Text Box: A[nomer_indeks] 

Pada potongan program di atas, maksudnya adalah sebagai berikut : variabel A berupa array dari integer dengan jumlah elemen sebanyak 10, nomer indeks terkecil adalah 1 dan nomer indeks terbesar adalah 10. Untuk mengakses elemen dari variabel A dapat dilakukan dengan menunjukkan nomer indeks elemen A seperti ini :


contoh : A[1] := 10;

Untuk lebih memahami penggunaan array dalam program, perhatikan contoh
program di bawah ini :

program Fibonacci;
uses wincrt;
var
I : integer;
Data : array[1..10] of integer;
procedure Awal;
begin
Writeln('Praktikum DKP III : Array dan Record');
Writeln('------------------------------------');
Writeln;
Writeln('Nama : ____________________');
Writeln('NIM : __________');
Writeln;
end;
procedure Fibo;
begin
for I := 1 to 10 do
begin
if I < 3 then
Data[I] := I - 1
else
Data[I] := Data[I-1] + Data[I-2];
end;
Writeln('Deret Fibonacci suku ke-1 hingga suku ke-10 :');
for I := 1 to 10 do Write(Data[I]:3);
Writeln;
end;
begin
ClrScr;
Awal;
Fibo;
Writeln;
Write('Tekan Enter...');
Readln;
end.

Perhatikan program di atas, terutama cara mengakses variabel array pada prosedur
Fibo. Untuk lebih memahami jalannya program, jalankan program dengan F7 dan perhatikan perubahan elemen-elemen variabel Data yang berupa array. Jika program di atas telah dimengerti, buatlah program menghitung deret Fibonacci tetapi tidak menggunakan variabel array. Kemudian bandingkan dan perhatikan perbedaan kedua program tersebut. Array yang digunakan pada program di atas adalah array berdimensi tunggal atau array berdimensi satu. Dengan demikian, dapat pula dideklarasikan variabel array dengan dimensi lebih dari satu atau array berdimensi
Text Box: var
A : array[1..10,1..10] of integer;

banyak. Berikut adalah cara mendeklarasikan array berdimensi dua :


Antara dimensi satu dengan dimensi lainnya dipisahkan oleh tanda koma (,), demikian juga untuk mendeklarasikan array berdimensi lebih dari dua. Cara mengakses elemen array juga tidak jauh berbeda dengan cara mengakses elemen array berdimensi satu, yaitu menggunakan nomer indeksnya. Contohnya sebagai berikut : A[2,3] := 10; artinya elemen yang terletak pada nomer 2 dimensi pertama dan nomer 3 dimensi kedua diisi dengan nilai 10. Array berdimensi dua ini banyak digunakan dalam perhitungan matrik, oleh sebab itu array berdimensi dua disebut juga dengan array matrik. Perhatikan contoh program berikut ini :

program Jumlah_Matrik;
uses wincrt;
const
Orde = 3;
type
Matrik = array[1..orde,1..orde] of integer;
var
M1, M2, H : matrik;
I, J : integer;
procedure Awal;
begin
Writeln('Latihan Pascal 3 : Array dan Record');
Writeln('------------------------------------');
Writeln;
Writeln('Nama : ____________________');
Writeln('NIM : __________');
Writeln;
end;
procedure JumlahMatrik(var Mat1, Mat2, MatHasil : matrik);
begin
for I := 1 to orde do
for J := 1 to orde do
MatHasil[I,J] := Mat1[I,J] + Mat2[I,J];
end;
procedure BacaData(var Mat : matrik);
begin
for I := 1 to orde do
for J := 1 to orde do
begin
Write('Nilai[',I,',',J,'] = ');
Readln(Mat[I,J]);
end;
end;
procedure TulisMatrik(var Mat : matrik);
begin
for I := 1 to orde do
begin
for J := 1 to orde do
begin
Write(Mat[I,J]:5);
end;
Writeln;
end;
end;
begin

ClrScr;
Awal;
Writeln('Isi matrik pertama :');
BacaData(M1);
Writeln;
Writeln('Isi matrik kedua :');
BacaData(M2);
Writeln;
JumlahMatrik(M1, M2, H);
Writeln('Penjumlahan matrik pertama dan kedua :');
TulisMatrik(H);
Writeln;
Write('Tekan Enter...');
Readln;
end.                                    
     



Perhatikan program di atas. Terutama cara mengakses isi array dua dimensi secara
berurutan seperti pada tiga prosedur terakhir.


2. Text Box: var
B : record
X : integer;
Y : real;
end;
R e c o r d
Record adalah tipe data kompleks yang elemen-elemennya boleh mempunyai tipe data yang berbeda. Record lebih kompleks daripada array karena record merupakan kumpulan beberapa variabel dengan tipe data yang berbeda. Berbeda dengan array yang tiap elemennya ditandai dengan nomer indeks maka record ditandai dengan nama variabel anggotanya. Cara mengakses elemen dari record dilakukan dengan menyebutkan nama variabel anggota setelah menyebutkan nama record yang akan diakses. Di antara nama record dan nama variabel anggota dipisahkan tanda titik (.).
Untuk lebih memahami penggunaan record dalam program, perhatikan contoh
berikut ini :

program Jumlah_Kompleks;
uses wincrt;
Type
Kompleks = record
bil_real : integer;
bil_imaj : integer;
end;
var
K1, K2, H : kompleks;
procedure Awal;
begin
Writeln(' Latihan Pascal 3 : Array dan Record');
Writeln('------------------------------------');
Writeln;
Writeln('Nama : ____________________');
Writeln('NIM : __________');
Writeln;
end;
procedure JumlahKompleks(var Komp1, Komp2, KompHasil : kompleks);
begin
KompHasil.bil_real := Komp1.bil_real + Komp2.bil_real;
KompHasil.bil_imaj := Komp1.bil_imaj + Komp2.bil_imaj;
end;
procedure BacaData(var Komp : kompleks);
begin
Write('Bilangan real : ');
Readln(Komp.bil_real);
Write('Bilangan imajiner : ');
Readln(Komp.bil_imaj);
end;
procedure TulisKompleks(var Komp : kompleks);
begin
Write('(',Komp.bil_real:3,' + ',Komp.bil_imaj:3,'i)');
end;
begin

ClrScr;
Awal;
Writeln('Isi bilangan kompleks pertama :');
BacaData(K1);
Writeln;
Writeln('Isi bilangan kompleks kedua :');
BacaData(K2);
Writeln;
JumlahKompleks(K1, K2, H);
Writeln('Penjumlahan bilangan kompleks pertama dan kedua :');
TulisKompleks(K1);
Write(' + ');
TulisKompleks(K2);
Write(' = ');
TulisKompleks(H);
Writeln;
Writeln;
Write('Tekan Enter...');
Readln;
end.


Perhatikan program di atas. Untuk lebih jelasnya, jalankan program dengan F7
sehingga akan terlihat urutan jalannya program. Perhatikan pula bagaimana cara
mengakses elemen record seperti pada prosedur JumlahKompleks.















BAB III PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
              Pascal adalah bahasa pemrograman yang pertama kali di buat oleh Profesor Niklaus Wirth, seorang anggota International Federation of Information Processing (IFIP) pada tahun 1971. Dengan mengambil nama dari matematikawan Perancis, Blaise Pascal, yang pertama kali menciptakan mesin penghitung, Profesor Niklaus Wirth membuat bahasa Pascal ini sebagai alat bantu untuk mengajarkan konsep pemrograman komputer kepada mahasiswanya. Selain itu, Profesor Niklaus Wirth membuat Pascal juga untuk melengkapi kekurangan-kekurangan bahasa pemrograman yang ada pada saat itu.
              Bahasa Pascal adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi (high level language) yang cukup populer, khususnya di Indonesia. Hal ini disebabkan bahasa Pascal lebih mudah dipahami dibanding bahasa pemrograman lainnya, seperti bahasa C, bahasa assembler, dan lain sebagainya. Selain itu, bahasa Pascal adalah bahasa pemrograman yang terstruktur dan lebih mendekati bahasa manusia (bahasa Inggris) sehingga sangat cocok diterapkan dalam dunia pendidikan. Dalam latihan ini, digunakan compiler FreePascal (www.freepascal.org) yang bersifat open source dan tersedia di banyak operating system (DOS, Windows, Linux, Macintosh, FreeBSD, dan lain sebagainya).
              Sebelum mempelajari pemrograman dengan bahasa Pascal, sebaiknya mengerti terlebih dahulu tentang konsep dan teknik pemrograman. Konsep pemrograman adalah bentuk dasar dari suatu program yaitu algoritma program. Algoritma adalah urutan proses yang dilakukan oleh sebuah program, umumnya algoritma ini berbentuk flowchart (diagram alir). Teknik pemrograman adalah cara mengubah suatu algoritma menjadi program yang sebenarnya dengan bahasa pemrograman tertentu. Konsep dan teknik pemrograman adalah dasar dari pemrograman komputer, dengan menguasai kedua hal tersebut maka mempelajari pemrograman menjadi lebih mudah.
Kelebihan dari bahasa pemrograman Pascal adalah:
*       Tipe Data Standar, tipe-tipe data standar yang telah tersedia pada kebanyakan bahasa pemrograman. Pascal memiliki tipe data standar: boolean, integer, real, char, string,
*       User defined Data Types, programmer dapat membuat tipe data lain yang diturunkan dari tipe data standar.
*       Strongly-typed, programmer harus menentukan tipe data dari suatu variabel, dan variabel tersebut tidak dapat dipergunakan untuk menyimpan tipe data selain dari format yang ditentukan.
*       Terstruktur, memiliki sintaks yang memungkinkan penulisan program dipecah menjadi fungsi-fungsi kecil (procedure dan function) yang dapat dipergunakan berulang-ulang.
*       Sederhana dan Ekspresif, memiliki struktur yang sederhana dan sangat mendekati bahasa manusia (bahasa Inggris) sehingga mudah dipelajari dan dipahami.
Bahasa PASCAL juga merupakan bahasa yang digunakan sebagai standar bahasa pemrograman bagi tim nasional Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI). Selain itu, Bahasa PASCAL masih digunakan dalam IOI (International Olympiad in Informatics).





















DAFTAR PUSTAKA

munir,Rinaldi.2002.Algoritma dan Pemrograman.Bandung:Informatika.