BAB 6
PENANGAN PERMASALAHAN KOMPUTER (COMPUTER ERROR HANDLING)
A. PENGERTIAN
TROUBLESHOOTING KOMPUTER
Troubleshooting adalah segala hal yang yang berhubungan dengan
permasalahan yang ada di dalam komputer. Agar dapat memahami permasalahan yang
ada maka kita harus mendeteksi masalah itu dan belajar tentang perangkat keras.
Sedangkan permasalahan yang berkaitan dengan perangkat lunak pendeteksian yang
paling sederhana dapat dilakukan dengan pemeriksaan file-file yang berhubungan
dengan perangkat lunak atau spesifikasi yang diminta. Apabila permasalahannya
cukup rumit, sebaiknya install ulang saja Software tersebut, karena akan
terlalu rumit untuk memperbaiki sebuah Software.
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pendeteksian
masalah komputer, yang disebut dengan teknik forward dan teknik backward.
Masing-masing cara itu dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Teknik Forward
·
Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan
pemeriksaan mulai dari awal pertama kali komputer. Pertama kali pemeriksaan
dilakukan dengan melihat kondisi komputer sebelum komputer dinyalakan dengan
contoh sebagai berikut :
·
Setelah komputer selesai dirakit, maka dilakukan
pemeriksaan pada semua Hardware yang telah terpasang, misalnya memeriksa
hubungan dari kabel Power Supply ke soket power pada Motherboard.
·
Untuk casing ATX, kita periksa apakah kabel
Power Switch sudah terpasang dengan benar.
2.
Teknik Backward
Teknik ini dilakukan dengan cara
mendeteksi kesalahan yang ada setelah komputer dinyalakan. Cara ini biasanya
dilakuakn untuk melihat kesalahan yang terjadi untuk komputer yang telah sekian
waktu digunakan. Misalkan saja dengan medeteksi apakah ada suara beep, atau
terjadi gagal booting.
B. PENDETEKSIAN
MASALAH
Untuk memudahkan dalam pendeteksian masalah kita dapat menggunakan
bunyi yang dikeluarkan oleh komputer, adapaun bunyi yang dikeluarkan dapat
dijelaskan sebagai berikut kode bunyi ini untuk komputer yang menggunakan
AWARD BIOS):
·
Bunyi beep pendek satu kali, artinya sistem
telah melakukan proses Boot dengan baik.
·
Bunyi beep pendek 2 kali, artinya ada masalah
pada konfigurasi atau seting pada CMOS.
·
Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 1 kali,
artinya ada masalah pada Motherboard atau DRAM.
·
Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 2 kali,
artinya ada masalah pada monitor atau VGA Card.
·
Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 3 kali,
artinya ada masalah pada Keyboard.
·
Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 9 kali,
artinya ada masalah pada ROM BIOS.
·
Bunyi beep panjang terus-menerus, artinya ada
masalah di DRAM.
·
Bunyi beep pendek terus-menerus, artinya ada
masalah penerimaan tegangan (power).
·
Pada beberapa merk Motherboard akan mengeluarkan
bunyi beep beberapa kali apabila temperatur processornya terlalu tinggi
(panas).
C. PENANGANAN
APLIKASI TIDAK ADA RESPON (NOT RESPONDING ERROR HANDLING)
Permasalahan yang sering muncul untuk aplikasi komputer dapat
digolongkan menjadi tiga bagian yaitu:
·
Terjadi gagal proses masuk ke dalam sistem
operasi yang disebabkan karena proses POST (Power on Self Test) yang tidak
sempurna.
·
Terjadi kegagalan dalam menampilkan tampilan
desktop.
·
Terjadi kegagalan dalam proses menjalankan
sebagian aplikasi.
1.
Proses POST (Power On Self Test)
POST dimulai saat pertama kali tombol power dinyalakan. Jika semua
tegangan sudah dalam kondisi yang semestinya, power suplay mengirim sinyal
power dalam kondisi baik. Waktu normal yang dibutuhkan dari power on sampai
muncul power good antara 0,1-0,5 detik. Sebuah chip timer yang menerima sinyal
power good akan mengirimkan sinyal reset kepada mikroprosesor (CPU).
CPU akan menjalankan program BIOS yang tersimpan di dalam ROM.
BIOS akan melakukan pemeriksaan kondisi memori dan semua peralatan yang
dihubungkan ke komputer. BIOS juga akan memeriksa drive A. Jika di dalamnya
terdapat disket yang berisi DOS, BIOS akan menjalankan program DOS tersebut.
Program yang bertugas membaca program DOS dari disket dan menyimpannya ke dalam
RAM adalah BOOTSTRAP LOADER. Istilah BOOTSTRAP LOADER diambil dari ungkapan to
pull one self up the bootstrap. Program ini biasanya disimpan di dalam ROM.
Program ini akan mendapatkan kontrol begitu komputer dinyalakan. Program akan
mengambil sistem operasi dari disk ke memori hingga bank switch ROM-nya sampai
off lagi. Dengan demikian. kontrol dari sistem akan dialihkan ke sistem
operasi. Jika komputer sudah berjalan, program BOOTSTRAP LOADER ini dapat
diaktifkan kembali dengan menekan reset.
Komputer akan beralih memeriksa harddisk yang terpasang di
komputer. DOS akan dibaca dari harddisk. Jika pada drive A tidak terdapat
disket dan tidak ada harddisk yang terpasang, BIOS akan menampilkan pesan Insert
Disk Operating System. Komputer akan mengidentifikasi sistem I/O dengan
mengaktifkan BOOTSTRAP LOADER. Jika status I/O dalam keadan normal, proses akan
dilanjutkan dengan melacak file IO.SYS, MSDOS.SYS dan COMMAND.COM. Jika salah
satu file ini tidak ada, komputer tidak bisa dioperasikan. Jika tidak ditemukan
file IO.SYS dan MSDOS.SYS, pesan yang akan ditampilkan di layar adalah Non-System
Disk or Disk Error, Replace and Strike Any Key when Ready. Bisa juga
muncul pesan Disk Boot Failure, Insert System Disk and Press Enter.
Jika proses berjalan normal maka komputer akan segara memasuki jendela selamat
datang dari Operating System.
D. PENANGANAN
VIRUS KOMPUTER (COMPUTER VIRUS HANDLING)
Tips penanganan komputer yg sudah terkena virus, ada beberapa cara
yang dapat kita lakukan:
Matikan proses virus. Selama virusnya masih jalan di komputer,
maka virus akan terus menduplikasikan dirinya. Sebab inilah yang membuat kita
tidak dapat menghapus virus. Agar virus tidak terus menerus melakukan duplikasi
maka kita hrus mematikan proses yang menjalankan virus tersebut. Pemubuat virus
memahami langkah ini, maka pembuat virus biasanya akan sekaligus melakukan
proses penguncian “task manager” agar proses untuk menjalankan virus tidak
dapat dimatikan. Maka kita membutuhkan tools lain yang fungsinya sama dengan
“task manajer” yaitu currprocess. Setelah berhasil menginstall currprocess maka
kita dapat menjalankannya, tampilan currprosess sebagai berikut :
Proses milik virus biasanya ikonnya berbentuk folder, seperti ini
maka yang harus kita lakukan adalah memilih proses tersebut dan menekan tombil
silang, bila anda dimintai konfirmasi, klik Yes. Bila proses sudah
dimatikan makan file virus dapat dihapus.
1.
Bersihkan registry
Setelah file virus dibersihkan biasanya efek yang ditimbulkan
masih ada. Efek yang sering muncul misalnya taskmanager yang masih tidak bisa
dibuka, akses regedit diblok, munculnya tulisan-tulisan aneh yang belum hilang di beberapa bagian
dari komputer, dll. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Bersihkan dengan
software registry, seperti registry cleaner, TuneUp Utilities, dll. Bisa juga
dengan mengedit sendiri registry.
E. TIPS
DAN TRIK OPTIMALISASI KOMPUTER (TIPS AND TRICKS FOR COMPUTER OPTIMIZATION)
1. Disk
Defragmenter
File yang disimpan secara acak cenderung akan memperlambat kinerja
sistem. Fragmentasi hard disk yang berantakan adalah salah satu penyebab
sehingga komputer Anda berjalan lambat. Sistem
operasi Windows menyimpan file dalam lokasi yang berbeda-beda di dalam sebuah
partisi hard disk. Jika lokasi yang disimpan tidak berdekatan satu sama lain,
maka sistem akan mencari dan mengambil file lebih lambat.
Kita dapat
menggunakan utilitas harddisk yaitu Disk Defragmenter untuk defragmentasi hard
disk komputer secara teratur. Cara
ini sangat memungkinkan komputer terasa lebih cepat untuk mengakses file. Cara ini dapat digunakan untuk
menyusun kembali data-data yang berserakan dan tumpang-tindih.
Beberapa hal yang
menyebabkan data-data
tersebut tak beraturan antara lain:
1. Instalasi Software
Ketika menginstal software baru,
sejumlah data atau file dari software tersebut akan dituang ke dalam hard disk
tanpa ada pengelompokan kategori sehingga file-file tersebut tidak saling
berdekatan. Ini sangat memungkinkan kelambatan sistem untuk mencari file-file
ketika anda sedang membuka atau menjalankan aplikasi atau program.
2. Remove
Programs
Uninstall dan Remove Programs akan
meninggalkan celah atau spasi pada struktur hard disk. Sistem akan membutuhkan
interval waktu yang lebih panjang untuk menjangkau file yang satu dengan
file-file yang lain.
3. Penyimpanan file
File-file yang disimpan dalam sebuah
partisi yang sama dengan file-file Aplikasi atau Program Utama anda tidak
menutup kemungkinan akan menggangu kinerja sistem anda untuk menyeleksi file
yang dibutuhkan. Oleh karena itu, lakukan penyimpanan sejumlah file seperti
file mp3, video, gambar, maupun file-file yang lain pada partisi terpisah
dengan partisi yang berisi Program-Program Utama.
4. Penghapusan
file
Munculnya celah atau spasi dalam sebuah
hard disk juga disebabkan oleh penghapusan sejumlah file. Ini sama halnya
ketika melakukan Remove Program. Kinerja dari system anda juga bisa terganggu
terlebih jika penghapusan file ternyata masih menyisakan jejak.
Untuk melakukan proses defragment bisa
saja membutuhkan waktu lama. Tergantung kapasitas dan jumlah data yang
tersimpan dalam hard disk tersebut. Oleh karena itu lakukan defragment secara
teratur misalnya seminggu sekali, cara tersebut akan mempersingkat waktu untuk
proses defragment periode selanjutnya.
Berikut langkah-langkah untuk melakukan Defragment Disk :
1. Tekan
pada keyboard logo “Windows + R”
2. Masukkan
“dfrg.msc” pada kotak Run
3. Tekan
Enter Atau
4. Klik
Start
5. Pilih
Program / All Program
6. Pilih
Accessories
7. Pilih
Disk Defragmenter
8. Pilih
partisi hard disk yang akan diproses kemudian klik Defragment.
Selanjutnya Windows akan melakukan Defragmentasi beberapa menit tergantung kapasitas hard disk dan ukuran file atau data yang tersimpan pada partisi tersebut.
Perlu diketahui bahwa proses ini dapat dihentikan atau di pause
dan anda dapat melanjutkannya di lain waktu.
Ketika defragmentasi hard disk sudah anda terapkan, anda dapat
mengamati perubahannya tiap kali anda membuka file atau menjalankan program
atau rutinitas dengan komputer anda sehari-hari.
2.
Setting IDE
Kita pasti
menginginkan transfer data pada harddisk secepat mungkin, kadang kita beruntung
jika vendor sudah meletakkan jumper dan setting harddisk pada posisi yang
optimal. Namun, ada baiknya juga melihat sendiri untuk membuktikannya. Bagaimana melakukannya: Periksa
setting jumper pada harddisk. Lokasi jumper untuk harddisk tertetak di bagian
belakang, tepat di sebelah slot untuk konektor dan kabel power. Petunjuk
setting jumper berada di bagian atas harddisk. Untuk melihatnya, lepas terlebih
dahulu harddisk dari dalam komputer atau melihat petunjuk ini pada situs
produsen harddisk Anda. Format
label juga hampir sama dalam setiap harddisk yang ada di pasaran, yakni berupa
tabel yang sangat mudah dibaca. Pastikan untuk masuk ke menu setting BIOS
setelah mengatur posisi jumper dan memasang kembali harddisk dengan benar.
Simak, apakah harddisk sudah di-detect dengan balk oleh BIOS. Jika sudah, maka
langkah ini sudah berhasil Anda lakukan. Setting tersebut berupa pasangan
harddisk yang paling sering diakses dalam satu konektor. Sedangkan, satu
konektor lainnya digunakan CD-RW dan harddisk lain yang jarang terpakai. Perlu
diperhatikan, kecepatan transfer pada dua harddisk di satu channel tentu
berbeda dengan dua harddisk di dua channel yang berbeda.
Primary Master: Harddisk utama (yang tercepat dan berfungsi sebagai sistem operasi).
Primary Slave: DVD-ROM
Primary Master: Harddisk utama (yang tercepat dan berfungsi sebagai sistem operasi).
Primary Slave: DVD-ROM
Secondary Master: CD-RW atau DVD-R
Secondary Slave: Harddisk tambahan
3.
Gunakan Hardware yang Sepadan
4.
Convert Harddisk ke NTFS
Dibandingkan dengan FAT32, format NTFS (New Technology File
System) memiliki performa yang lebih baik, lebih aman, dan lebih tahan uji.
Sebab, dengan NTFS, maka data otomatis akan dienkripsi. Dengan perubahan ini,
mungkin kinerja komputer sedikit lebih lambat dari sebelumnya. Namun,
keuntungannya tetap lebih banyak. Ada beberapa keuntungan menggunakan NTFS
daripada FAT atau FAT32 (format file management pada Windows 98 dan 95) di
antaranya adalah dari sisi performa yang lebih baik, keamanan, dan tahan uji.
HOW: Mengubah format harddisk dari FAT32 ke NTFS sangat mudah, namun jangan
dianggap remeh. Ada kemungkinan proses ini menyebabkan kerusakan permanen
seluruh data dan sistem operasi beserta aplikasi di dalamnya. Pastikan untuk
mem-back-up semua data lebih dahulu. Jika sudah, tekan tombol Windows + R untuk
membuka Command Prompt. Ketikkan convert x: / fs:ntfs (huruf x adalah drive
yang akan di-convert). Ikuti semua proses hingga selesai. Setelah proses ini
selesai, restart komputer. Saat masuk Windows lagi, Anda sudah mendapatkan
format NTFS.
5.
Update Driver
[ System Tools ].
6.
Update Driver Chipset
Jika Anda menginstalasi Windows XP atau Me tanpa menginstalasi
driver chipset motherboard, maka komputer tidak stabil. Bisa jadi lebih parah
lagi, misalnya Windows tidak bisa diakses. Driver chipset berfungsi
menghubungkan sistem operasi dengan motherboard. Windows XP dan Me memang sudah
menyediakan database driver. Namun, ada kemungkinan databse tersebut terbatas
dan tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal atau driver di database tersebut
sudah tidak up to date. Untuk memperoleh hasil performa maksimal dan stabilitas
kinerja komputer Anda, selalu gunakan driver chipset terkini dari sumber
terpercaya. Kebanyakan driver untuk motherboard diperoleh bersamaan dengan
pembelian barangnya, namun tidak ada salahnya membuka situs vendor chipset
mother-board dan mendownload driver terbaru yang sesuai. Kemudian instalasi
pada Windows XP. Dengan update driver, bisa menambah stabilitas dan daya tahan motherboard
serta menambah kecepatannya. Sebab, kadang update tersedia untuk memperbaiki
bug atau cacat produksi.
7.
Update BIOS
0 komentar:
Posting Komentar