Pages

Minggu, 04 Mei 2014

PENANGAN PERMASALAHAN KOMPUTER (COMPUTER ERROR HANDLING)

BAB 6
PENANGAN PERMASALAHAN KOMPUTER (COMPUTER ERROR HANDLING)

A.  PENGERTIAN TROUBLESHOOTING KOMPUTER
Troubleshooting adalah segala hal yang yang berhubungan dengan permasalahan yang ada di dalam komputer. Agar dapat memahami permasalahan yang ada maka kita harus mendeteksi masalah itu dan belajar tentang perangkat keras. Sedangkan permasalahan yang berkaitan dengan perangkat lunak pendeteksian yang paling sederhana dapat dilakukan dengan pemeriksaan file-file yang berhubungan dengan perangkat lunak atau spesifikasi yang diminta. Apabila permasalahannya cukup rumit, sebaiknya install ulang saja Software tersebut, karena akan terlalu rumit untuk memperbaiki sebuah Software.
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pendeteksian masalah komputer, yang disebut dengan teknik forward dan teknik backward. Masing-masing cara itu dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.     Teknik Forward
·         Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan mulai dari awal pertama kali komputer. Pertama kali pemeriksaan dilakukan dengan melihat kondisi komputer sebelum komputer dinyalakan dengan contoh sebagai berikut :
·         Setelah komputer selesai dirakit, maka dilakukan pemeriksaan pada semua Hardware yang telah terpasang, misalnya memeriksa hubungan dari kabel Power Supply ke soket power pada Motherboard.
·         Untuk casing ATX, kita periksa apakah kabel Power Switch sudah terpasang dengan benar.

2.     Teknik Backward
Teknik ini dilakukan dengan cara mendeteksi kesalahan yang ada setelah komputer dinyalakan. Cara ini biasanya dilakuakn untuk melihat kesalahan yang terjadi untuk komputer yang telah sekian waktu digunakan. Misalkan saja dengan medeteksi apakah ada suara beep, atau terjadi gagal booting.

B.  PENDETEKSIAN MASALAH
Untuk memudahkan dalam pendeteksian masalah kita dapat menggunakan bunyi yang dikeluarkan oleh komputer, adapaun bunyi yang dikeluarkan dapat dijelaskan sebagai berikut kode bunyi ini untuk komputer yang menggunakan AWARD  BIOS):
·         Bunyi beep pendek satu kali, artinya sistem telah melakukan proses Boot dengan baik.
·         Bunyi beep pendek 2 kali, artinya ada masalah pada konfigurasi atau seting pada CMOS.
·         Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 1 kali, artinya ada masalah pada Motherboard atau DRAM.
·         Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 2 kali, artinya ada masalah pada monitor atau VGA Card.
·         Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 3 kali, artinya ada masalah pada Keyboard.
·         Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 9 kali, artinya ada masalah pada ROM BIOS.
·         Bunyi beep panjang terus-menerus, artinya ada masalah di DRAM.
·         Bunyi beep pendek terus-menerus, artinya ada masalah penerimaan tegangan (power).
·         Pada beberapa merk Motherboard akan mengeluarkan bunyi beep beberapa kali apabila temperatur processornya terlalu tinggi (panas).

C.  PENANGANAN APLIKASI TIDAK ADA RESPON (NOT RESPONDING ERROR HANDLING)
Permasalahan yang sering muncul untuk aplikasi komputer dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu:
·         Terjadi gagal proses masuk ke dalam sistem operasi yang disebabkan karena proses POST (Power on Self Test) yang tidak sempurna.
·         Terjadi kegagalan dalam menampilkan tampilan desktop.
·         Terjadi kegagalan dalam proses menjalankan sebagian aplikasi.

1.   Proses POST (Power On Self Test)
POST dimulai saat pertama kali tombol power dinyalakan. Jika semua tegangan sudah dalam kondisi yang semestinya, power suplay mengirim sinyal power dalam kondisi baik. Waktu normal yang dibutuhkan dari power on sampai muncul power good antara 0,1-0,5 detik. Sebuah chip timer yang menerima sinyal power good akan mengirimkan sinyal reset kepada mikroprosesor (CPU).
CPU akan menjalankan program BIOS yang tersimpan di dalam ROM. BIOS akan melakukan pemeriksaan kondisi memori dan semua peralatan yang dihubungkan ke komputer. BIOS juga akan memeriksa drive A. Jika di dalamnya terdapat disket yang berisi DOS, BIOS akan menjalankan program DOS tersebut. Program yang bertugas membaca program DOS dari disket dan menyimpannya ke dalam RAM adalah BOOTSTRAP LOADER. Istilah BOOTSTRAP LOADER diambil dari ungkapan to pull one self up the bootstrap. Program ini biasanya disimpan di dalam ROM. Program ini akan mendapatkan kontrol begitu komputer dinyalakan. Program akan mengambil sistem operasi dari disk ke memori hingga bank switch ROM-nya sampai off lagi. Dengan demikian. kontrol dari sistem akan dialihkan ke sistem operasi. Jika komputer sudah berjalan, program BOOTSTRAP LOADER ini dapat diaktifkan kembali dengan menekan reset.
Komputer akan beralih memeriksa harddisk yang terpasang di komputer. DOS akan dibaca dari harddisk. Jika pada drive A tidak terdapat disket dan tidak ada harddisk yang terpasang, BIOS akan menampilkan pesan Insert Disk Operating System. Komputer akan mengidentifikasi sistem I/O dengan mengaktifkan BOOTSTRAP LOADER. Jika status I/O dalam keadan normal, proses akan dilanjutkan dengan melacak file IO.SYS, MSDOS.SYS dan COMMAND.COM. Jika salah satu file ini tidak ada, komputer tidak bisa dioperasikan. Jika tidak ditemukan file IO.SYS dan MSDOS.SYS, pesan yang akan ditampilkan di layar adalah Non-System Disk or Disk Error, Replace and Strike Any Key when Ready. Bisa juga muncul pesan Disk Boot Failure, Insert System Disk and Press Enter. Jika proses berjalan normal maka komputer akan segara memasuki jendela selamat datang dari Operating System.

D.  PENANGANAN VIRUS KOMPUTER (COMPUTER VIRUS HANDLING)
Tips penanganan komputer yg sudah terkena virus, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan:
Matikan proses virus. Selama virusnya masih jalan di komputer, maka virus akan terus menduplikasikan dirinya. Sebab inilah yang membuat kita tidak dapat menghapus virus. Agar virus tidak terus menerus melakukan duplikasi maka kita hrus mematikan proses yang menjalankan virus tersebut. Pemubuat virus memahami langkah ini, maka pembuat virus biasanya akan sekaligus melakukan proses penguncian “task manager” agar proses untuk menjalankan virus tidak dapat dimatikan. Maka kita membutuhkan tools lain yang fungsinya sama dengan “task manajer” yaitu currprocess. Setelah berhasil menginstall currprocess maka kita dapat menjalankannya, tampilan currprosess sebagai berikut :


Proses milik virus biasanya ikonnya berbentuk folder, seperti ini maka yang harus kita lakukan adalah memilih proses tersebut dan menekan tombil silang, bila anda dimintai konfirmasi, klik Yes. Bila proses sudah dimatikan makan file virus dapat dihapus.

1.   Bersihkan registry
Setelah file virus dibersihkan biasanya efek yang ditimbulkan masih ada. Efek yang sering muncul misalnya taskmanager yang masih tidak bisa dibuka, akses regedit diblok, munculnya tulisan-tulisan  aneh yang belum hilang di beberapa bagian dari komputer, dll. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Bersihkan dengan software registry, seperti registry cleaner, TuneUp Utilities, dll. Bisa juga dengan mengedit sendiri registry.

E.  TIPS DAN TRIK OPTIMALISASI KOMPUTER (TIPS AND TRICKS FOR COMPUTER OPTIMIZATION)
1.   Disk Defragmenter
File yang disimpan secara acak cenderung akan memperlambat kinerja sistem. Fragmentasi hard disk yang berantakan adalah salah satu penyebab sehingga komputer Anda berjalan lambat. Sistem operasi Windows menyimpan file dalam lokasi yang berbeda-beda di dalam sebuah partisi hard disk. Jika lokasi yang disimpan tidak berdekatan satu sama lain, maka sistem akan mencari dan mengambil file lebih lambat.
Kita dapat menggunakan utilitas harddisk yaitu Disk Defragmenter untuk defragmentasi hard disk komputer secara teratur. Cara ini sangat memungkinkan komputer terasa lebih cepat untuk mengakses file. Cara ini dapat digunakan untuk menyusun kembali data-data yang berserakan dan tumpang-tindih.
Beberapa hal yang menyebabkan data-data tersebut tak beraturan antara lain:


1.     Instalasi Software
Ketika menginstal software baru, sejumlah data atau file dari software tersebut akan dituang ke dalam hard disk tanpa ada pengelompokan kategori sehingga file-file tersebut tidak saling berdekatan. Ini sangat memungkinkan kelambatan sistem untuk mencari file-file ketika anda sedang membuka atau menjalankan aplikasi atau program.
2.     Remove Programs
Uninstall dan Remove Programs akan meninggalkan celah atau spasi pada struktur hard disk. Sistem akan membutuhkan interval waktu yang lebih panjang untuk menjangkau file yang satu dengan file-file yang lain.
3.     Penyimpanan file
File-file yang disimpan dalam sebuah partisi yang sama dengan file-file Aplikasi atau Program Utama anda tidak menutup kemungkinan akan menggangu kinerja sistem anda untuk menyeleksi file yang dibutuhkan. Oleh karena itu, lakukan penyimpanan sejumlah file seperti file mp3, video, gambar, maupun file-file yang lain pada partisi terpisah dengan partisi yang berisi Program-Program Utama.
4.     Penghapusan file
Munculnya celah atau spasi dalam sebuah hard disk juga disebabkan oleh penghapusan sejumlah file. Ini sama halnya ketika melakukan Remove Program. Kinerja dari system anda juga bisa terganggu terlebih jika penghapusan file ternyata masih menyisakan jejak.
Untuk melakukan proses defragment bisa saja membutuhkan waktu lama. Tergantung kapasitas dan jumlah data yang tersimpan dalam hard disk tersebut. Oleh karena itu lakukan defragment secara teratur misalnya seminggu sekali, cara tersebut akan mempersingkat waktu untuk proses defragment periode selanjutnya.

Berikut langkah-langkah untuk melakukan Defragment Disk :
1.     Tekan pada keyboard logo “Windows + R”
2.     Masukkan “dfrg.msc” pada kotak Run
3.     Tekan Enter Atau
4.     Klik Start
5.     Pilih Program / All Program
6.     Pilih Accessories
7.     Pilih Disk Defragmenter
8.     Pilih partisi hard disk yang akan diproses kemudian klik Defragment.


Selanjutnya Windows akan melakukan Defragmentasi beberapa menit tergantung kapasitas hard disk dan ukuran file atau data yang tersimpan pada partisi tersebut.
Perlu diketahui bahwa proses ini dapat dihentikan atau di pause dan anda dapat melanjutkannya di lain waktu.
Ketika defragmentasi hard disk sudah anda terapkan, anda dapat mengamati perubahannya tiap kali anda membuka file atau menjalankan program atau rutinitas dengan komputer anda sehari-hari.

2.   Setting IDE
Kita pasti menginginkan transfer data pada harddisk secepat mungkin, kadang kita beruntung jika vendor sudah meletakkan jumper dan setting harddisk pada posisi yang optimal. Namun, ada baiknya juga melihat sendiri untuk membuktikannya. Bagaimana melakukannya: Periksa setting jumper pada harddisk. Lokasi jumper untuk harddisk tertetak di bagian belakang, tepat di sebelah slot untuk konektor dan kabel power. Petunjuk setting jumper berada di bagian atas harddisk. Untuk melihatnya, lepas terlebih dahulu harddisk dari dalam komputer atau melihat petunjuk ini pada situs produsen harddisk Anda. Format label juga hampir sama dalam setiap harddisk yang ada di pasaran, yakni berupa tabel yang sangat mudah dibaca. Pastikan untuk masuk ke menu setting BIOS setelah mengatur posisi jumper dan memasang kembali harddisk dengan benar. Simak, apakah harddisk sudah di-detect dengan balk oleh BIOS. Jika sudah, maka langkah ini sudah berhasil Anda lakukan. Setting tersebut berupa pasangan harddisk yang paling sering diakses dalam satu konektor. Sedangkan, satu konektor lainnya digunakan CD-RW dan harddisk lain yang jarang terpakai. Perlu diperhatikan, kecepatan transfer pada dua harddisk di satu channel tentu berbeda dengan dua harddisk di dua channel yang berbeda.
Primary Master: Harddisk utama (yang tercepat dan berfungsi sebagai sistem operasi).
Primary Slave: DVD-ROM
Secondary Master: CD-RW atau DVD-R
Secondary Slave: Harddisk tambahan

3.   Gunakan Hardware yang Sepadan
Windows XP akan benar-benar menjadi sistem operasi yang andal jika bekerja dengan RAM atau memory yang memadai. Parahnya, RAM bukan barang yang termasuk murah. Pelajaran yang bisa diambil, jangan kurangi kebutuhan RAM sistem operasi yang Anda gunakan dan aplikasi lain yang Anda butuhkan. HOW: Sebagai hardware yang cukup berpengaruh dalam kecepatan komputer, kapasitas memory memang harus diperhati-kan. Kami merekomendasikan memory 256MB sebagai batas minimal dalam satu komputer. Memang dalam hardware requirement yang diminta Windows XP tertera 64MB, namun beberapa aplikasi membutuhkan memory hingga 128MB. Namun percayalah, dengan memory 256MB datam PC Anda akan menjadikan kinerjanya mulus tanpa tersendat-sendat. Perhatikan juga jenis memory yang hendak Anda beli harus disesuaikan dengan chipset motherboard Anda.

4.   Convert Harddisk ke NTFS
Dibandingkan dengan FAT32, format NTFS (New Technology File System) memiliki performa yang lebih baik, lebih aman, dan lebih tahan uji. Sebab, dengan NTFS, maka data otomatis akan dienkripsi. Dengan perubahan ini, mungkin kinerja komputer sedikit lebih lambat dari sebelumnya. Namun, keuntungannya tetap lebih banyak. Ada beberapa keuntungan menggunakan NTFS daripada FAT atau FAT32 (format file management pada Windows 98 dan 95) di antaranya adalah dari sisi performa yang lebih baik, keamanan, dan tahan uji. HOW: Mengubah format harddisk dari FAT32 ke NTFS sangat mudah, namun jangan dianggap remeh. Ada kemungkinan proses ini menyebabkan kerusakan permanen seluruh data dan sistem operasi beserta aplikasi di dalamnya. Pastikan untuk mem-back-up semua data lebih dahulu. Jika sudah, tekan tombol Windows + R untuk membuka Command Prompt. Ketikkan convert x: / fs:ntfs (huruf x adalah drive yang akan di-convert). Ikuti semua proses hingga selesai. Setelah proses ini selesai, restart komputer. Saat masuk Windows lagi, Anda sudah mendapatkan format NTFS.

5.   Update Driver
Meng-update driver melalui fitur Windows Update mungkin sudah bisa menanggulangi masalah driver Anda. Namun, perlu diperhatikan bahwa driver yang tersedia di Windows Update hanya driver tertentu saja, yakni driver yang sudah memiliki tanda lulus sertifikasi WHQL (Windows Hardware Quality Lab). Banyak produsen hardware, entah dengan alasan apa, tidak memakai sertifikasi ini. Windows akan mengingatkan apabila user mencoba menginstalasi menggunakan driver yang tidak memiliki WHQL. Cobalah untuk selalu menggunakan fitur pada Windows XP, yakni System Restore. Dengan fitur ini, maka Windows akan mengembalikan ke sistem semula bila ternyata driver baru malah tidak stabil atau menyebabkan konflik dengan driver lain. Dengan fitur ini, maka tidak perlu khawatir mencoba driver terbaru pada Windows XP. Baik yang sudah memperoleh sertifikat WHQL atau tidak. Untuk mengaktifkan fitur ini secara manual, masuk lebih dahulu ke restore points. Caranya, melalui utiliti System Restore di [ Start ] > [ All Programs ] > [ Accessories ] >
[ System Tools ].

6.   Update Driver Chipset
Jika Anda menginstalasi Windows XP atau Me tanpa menginstalasi driver chipset motherboard, maka komputer tidak stabil. Bisa jadi lebih parah lagi, misalnya Windows tidak bisa diakses. Driver chipset berfungsi menghubungkan sistem operasi dengan motherboard. Windows XP dan Me memang sudah menyediakan database driver. Namun, ada kemungkinan databse tersebut terbatas dan tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal atau driver di database tersebut sudah tidak up to date. Untuk memperoleh hasil performa maksimal dan stabilitas kinerja komputer Anda, selalu gunakan driver chipset terkini dari sumber terpercaya. Kebanyakan driver untuk motherboard diperoleh bersamaan dengan pembelian barangnya, namun tidak ada salahnya membuka situs vendor chipset mother-board dan mendownload driver terbaru yang sesuai. Kemudian instalasi pada Windows XP. Dengan update driver, bisa menambah stabilitas dan daya tahan motherboard serta menambah kecepatannya. Sebab, kadang update tersedia untuk memperbaiki bug atau cacat produksi.

7.   Update BIOS
Jika Anda trauma mendengar istilah flash BIOS, maka abaikan saja langkah ini. Wajar memang, mengingat langkah ini adalah tip paling menantang dan berbahaya di antara sekian tip-tip lainnya dalam artikel ini. Risikonya, jika saat melakukan langkah ini salah sedikit saja, maka motherboard bisa dipastikan tidak dapat digunakan lagi. Jadi pikir lagi! Apakah Anda sudah siap menerima risiko yang tidak mengenakkan ini? Mengganti motherboard! Keluar uang, lagi. Pekerjaan terganggu, keasyikan bermain games tertunda, dan banyak koleksi musik yang menunggu diputar kembali. Namun sebalik-nya, jika Anda berani menerima tantangan ini dan lolos, maka Anda juga akan memperoleh keuntungan yang sepadan. Bug pada motherboard hilang, lebih banyak hardware yang bisa di-support, dan kinerja yang jauh lebih cepat serta stabil dari PC Anda. Jadi, pikirkan masak-masak dulu! HOW: Jika sudah mantap, saat booting, perhatikan pada bagian atas layar. Di situ tertera identitas BIOS dan revision number komputer Anda. Catat baris ini. Karena waktu pemunculannya yang singkat, mungkin dibutuhkan beberapa kali booting untuk menyalin semua angka dan abjad yang ada. Jika muncul iklan berupa logo produsen motherboard yang Anda gunakan, tekan tombol Esc atau tab. Tergantung pada jenis motherboard Anda. Namun sebenarnya ada cara yang lebih sederhana, tekan tombol Del atau F1 untuk masuk dalam BIOS. Di dalamnya, identitas BIOS sudah tercatat dengan lengkap. Periksa sekali lagi untuk memastikan urutan huruf dan angka secara benar. Setelah disalin, identitas BIOS bisa dicek melalui sebuah situs, yakni situs resmi produsen motherboard Anda. Cari update BIOS terbaru di situs tersebut dan pastikan benar-benar sama dengan BIOS Anda. Biasanya ukurannya tidak lebih besar dari sebuah disket. Jika sudah ketemu, download dan simpan kemudian copy ke dalam sebuah disket. Setelah itu, atur booting dari disket lalu ikuti langkah semi langkah secara teliti. Pastikan tidak ada salah persepsi atau salah mengarti-kan perintah. Satu kesalahan berarti maut bagi mother-board Anda. Sekadar catatan, saat meng-update BIOS, Anda biasanya membutuhkan floppy drive. Suka atau tidak suka, tidak ada jalan lain kecuali memasang floppy drive sebelum menjalankan tip ini. Setelah selesai digunakan, simpan selalu file untuk update BIOS jika dibutuhkan lagi sewaktu-waktu. Lebih baik lagi jika semua driver untuk komputer di-back-up dalam sebuah sebuah CD untuk memudahkan apabila sewaktu-waktu diperlukan.



0 komentar:

Posting Komentar